![]() |
Bunga bangkai jenis Amorphophallus Titanum tumbuh dan mekar di Taman Araceae Kebun Raya Liwa (KRL). :Foto Nopri |
Radarlambar.com – Bunga bangkai jenis Amorphophallus Titanum tumbuh dan mekar di Taman Araceae Kebun Raya Liwa (KRL) Kecamatan Balikbukit Kabupaten Lampung Barat (Lambar), sejak Kamis (31/1) dan hingga Jumat (2/1) bunga yang memiliki nama lain suweg raksasa atau kibut setinggi 135 centimeter dengan diameter 40 centimeter tersebut masih bisa disaksikan mekar di pusat pembibitan tersebut.
BACA JUGA: Warga Temukan Mayat Hangus di Gubuk Sawah
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebunraya Liwa (KRL) Sukimin, S.Ip., mengatakan, Amorphopallus titanum merupakan salah satu marga dari famili Araceae atau talas-talasan yang merupakan bunga endemik di Sumatera. Sebelumnya, petugas taman araceae menemukan umbi Amorphophallus Titanum di sekitar kawasan sekuting terpadu Pekon Watas Kecamatan Balikbukit, dan dicoba dilakukan pengembangan.
”Umbi dari tanaman tersebut lalu dipindahkan ke pusat pembibitan (taman araceae), yang kembali ditanam berdekatan dengan beberapa jenis umbi Amorphophallus lainnya. Dan Alhamdulillah, beberapa hari terakhir kita menyaksikan bunga tersebut mekar,” ungkap Sukimin.
BACA JUGA: Lambar Raih Predikat B Atas SAKIP 2017
Dijelaskannya, Amorphopallus titanum mempunyai tiga fase pertumbuhan, yaitu fase Vegetatif (berdaun) fase Generatif (berbunga) dan fase Dorman (istirahat). Setiap fase memakan waktu yang berbeda tergantung besar kecilnya umbi. Masa berbunganya selalu ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Amorphopallus titanum bisa diperbanyak dengan biji, mata tunas/umbi dan daun.
BACA JUGA : RSUD Alimuddin Umar Terakreditasi Tingkat Utama
”Jadi memang butuh proses agar Amorphophallus ini berbunga, bahkan ditanam satu tahun lalu dan baru berbunga sekarang, tidak hanya satu umbi saja saja yang ditanam melainkan ada sepuluh umbi dengan jenis yang sama, namun baru satu yang berbunga,” kata Sukimin menjelaskan.
Sementara itu, petugas taman araceae Cakra Aditama menambahkan, bunga Amorphopallus titanum tersebut merupakan hasil eksplorasi lokal, yang dilakukan pengembangan di taman araceae. Hal itu dilakukan agar bunga tersebut tidak punah.
” Ini guna menambah koleksi di Kebun Raya Liwa, masa mekarnya sendiri itu satu hari, setelah itu mulai layu. Namun itu tergantung keadaan tanah dan iklim. Untuk perawatan berupa pemberian pupuk, tergantung kebutuhan, dan perangsang bunga. Setelah mekar nantinya akan layu, namun dalam kedepannya akan kembali berunga,” ujar Cakra. (nopri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar