MASIH dalam suasana awal tahun, keluarga besar SKH Radar Lambar – Radar Pesbar menggelar Fun Trip Lampung-Yogjakarta, 14-17 Februari 2018.
Liburan yang memang setiap tahun diselenggarakan oleh surat kabar terbesar dan terpercaya di Lampung Barat dan Pesisir Barat tersebut, dalam rangka mempererat tali silaturrahmi antar sesama karyawan, serta untuk menghilangkan penat selama setahun lebih bekerja.
Perjalanan jauh namun tak begitu melelahkan !, iya, dengan menumpang pesawat Sriwijaya Air dari Bandara Radin Inten II Bandar Lampung (TKG), dengan nomor penerbangan SJ-336, pemberangkatan pukul 16.00 WIB, Kru Radar Lambar –Radar Pesbar dengan jumlah rombongan 16 orang, diterbangkan menuju Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta pada Rabu (14/2).
Seluruh kru, yang terdiri dari Direktur Hi. Purnawirawan, M.M., General Manager Mujitahidin, enam orang dari divisi redaksi, tiga orang pemasaran, dua orang keuangan dan periklanan tiba sekitar pukul 17.09 di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, yang langsung menuju Hotel Mutiara, sebuah hotel yang berada tepat di kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi salah satu kebanggaan kota gudeg itu.
Di kawasan Malioboro yang konon penamaan jalan tersebut berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough. Dimana dalam sejarahnya, kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian, para Kru Radar Lambar-Radar Pesbar tentunya menemukan cerita baru yang tidak ada duanya.
Berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Bahkan salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan cenderamata mulai dari kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro masih mudah ditemukan.
Sembari menikmati angin malam Kota Yogyakarta, para Kru Radar Lambar – Radar Pesbar mencoba menelusuri kawasan tersebut dengan menggunakan moda transportasi tradisional, Andong (kereta kuda). Dan sebagai kawasan yang dekat dengan obyek wisata sejarah lainya yang sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik tentu jalan-jalan malam tersebut sangat mengasyikkan.
Dimana selain bisa berbelanja di Malioboro, juga bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata lain seperti berwisata arsitektur peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja tradisional lainnya. Obyek wisata sejarah yang berdekatan dengan Malioboro seperti Keraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, Masjid Agung, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman. Sepanjang jalan malioboro, Kru menyaksikan kekhasan daerah itu seperti puluhan andong dan becak yang parkir berderet disebelah kanan jalan pada jalur lambat Malioboro.
Setelah merasakan lelah menelusuri malam di Jalan Malioboro, para Kru Radar Lambar – Radar Pesbar kembali ke hotel untuk beristirahat, untuk mempersiapkan stamina untuk menikmati wisata-wisata lainnya dengan agenda di hari kedua di Candi Borobudur dan Gunung Merapi,. (BERSAMBUNG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar