Ini Hasil Cek Laboratorium Kadar Belerang Air Danau Ranau - Radarlambar.com | Radar Lambar - Radar Pesbar
>blank
Ini Hasil Cek Laboratorium Kadar Belerang Air Danau Ranau

Ini Hasil Cek Laboratorium Kadar Belerang Air Danau Ranau

Share This
Ilustrasi/Net
Radarlambar.com –  UPT Balai Budidaya Laut (BBL) Kementerian Perikanan RI bersama Dinas Perikanan Provinsi Lampung melalui Dinas Perikanana Kabupaten Lampung Barat akhirnya merilis hasil uji laboratorium kadar air Danau Ranau di wilayah Kecamatan Lumbokseminung, Rabu (21/2-2018).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kadar belerang yang ditimbulkan oleh adanya gas alam dari Gunungseminung yang masih aktif  yaitu Hidrogen Sulfida (H2S) dengan hasil penelitian mencapai pada angka 0,66  mg/L sementara batas normal di kisaran < 0,002 mg/L. Selain itu, disimpulkan bahwa kematian massal ikan nila kemungkinan besar disebabkan oleh faktor lingkungan baik perubahan cuaca maupun kualitas air danau yang mengalami penurunan/degradasi.

 Perubahan cuaca menyebabkan terjadinya pengadukan (Up Welling) sehingga air bagian bawah yang miskin oksigen dan banyak mengandung bahan beracun naik ke permukaan. Sehingga ikan-ikan yang sensitif terhadap penurunan kualitas air tidak dapat bertahan dan mengalami kematian massal.

Kemudian, ikan-ikan yang masih bertahan hidup kondisinya masih belum sepenuhnya baik, sebagian masih kehilangan nafsu makan dan sebagian menunjukkan gejala ikan-ikan sakit. Hasil pemeriksaan laboratorium sampel ikan dominan terindikasi adanya serangan bakteri dan sebagian lagi jamur.

Kabid Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Umi Fitria, S.Pi.,mendampingi Kepala Dinas Perikanan Drs. Syamsi Mursalin,mengatakan, tindak lanjut dari hasil penelitian tersebut maka petugas penelitian memberikan saran bahwa perlu adanya kajian tentang daya dukung lingkungan sehingga kegiatan budidaya dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Selain itu, perlu adanya penataan KJA, dimana unit-unit yang terlalu rapat perlu diberi jarak agar sirkulasi air lebih baik.
“Disamping itu perlu adanya system perigatan dini (Early Warning System) di waduk tersebut sehingga jika terjadi perubahan kualitas air yang ekstrim dapat dilakukan langkah-langkah antisipasi, serta kedepan harus dilakukan monitoring kualitas air secara rutin sehingga dapat memberikan gambaran kondisi lingkungan perairan di Danau Ranau,” terangnya.

Terakhir, lanjut dia, saran dari para peneliti bahwa perlu adanya aerasi ( penambahan udara/oksigen dalam air ) jika sewaktu-waktu terjadi kondisi emergensi untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air. “Dalam waktu dekat, kami juga akan berkoordinasi dengan pemkab untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini,” pungkasnya.(edi/lusi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad