![]() |
Tampak suasana di depan UGD Puskesmas Sumberjaya saatnya jalannya visum terhadap korban bunuh diri JUmarni binti Sutejo (25): Foto Rinto |
Radarlambar.com - Jumarni binti Sutejo (25), warga Pemangku Selingkutulu, Pekon Sidangpagar, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang tengah hamil tua, nekad mengakhiri hidup dengan menjerat lehet (gantung diri), menggunakan kain sarung dipintu kamar.
Jumarni yang masih hamil dengan usia kandungan telah berjalan delapan bulan tersebut ditemukan sudah tak bernyawa dengan gantung diri oleh suaminya Sriyono, Pukul 06.30 Wib Minggu (18/2).
Kejadian itu tentunya membuat Sriyono dan anak semata wayang terkejut, dan membuat swasana pemukiman tersebut gempar.
![]() |
Jasat Almarhumah Jumarni binti Sutejo (25)sebelum dipulangkan |
Aparat Polsek Sumberjayapun segera turun lokasi utuk mengevakuasi korban, kemudian melarikan Jumarni ke Unit Pelaksana Tenis (UPT) Puskemsas Sumberjaya guna dilakukan pemeriksaan (visum).
Kapolse Sumberjaya Kompol Harjon, mendampingi Kapolres Lambar Tri Suhartanto, S.I.K., kepada Radar Lambar menyebutkan, hingga saat ini jajarannya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, untuk memastikan apakah itu terjadi bunih diri murni atau ada penyebab lainnya. "Kami masih mendalami musimbah ini untuk memastikan penyebabnya," tegas Hajon.
Lanjut Jumarni menjerat lehernya dipintu kamar depan menggunakan kain sarung. Dimana pagi minggu itu suaminyalah melihat istrinya tersebut sudah tergantung dikamar depan yang memang tidak ditunggu.
"Dari keterangan suami korban, dia juga tidak mengetahui motif bunuh diri itu, sebab dalam keseharian pasangan suami istri (pasutri) yang sudah dikaruiniai anak laki-laki umur lima tahun itu tidak ada masalah," ujar pihaknya.
Namun demikian Arjon menegaskan akan terus mendalami penyebab kejadian tersebut, selain memeriksa lebih detil Tempat Kejadain Perkara (TKP) dan mencari keterangan lainnya seperti dari warga atau orang-orang terdekat lainnya juga menunggu hasil visum pihak medis. Karena bayi dalam kandungan juga ikut meninggal dunia.
Ditempat lain disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis Yeti Susanti, S.St, M.Kes., menegaskan, penanganan pertama korban dilakukan oleh petugas bidan desa (bides) Eva, dan karena ditemukan ada baretan dileher, korban di angkut ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dan dari hasil pemeriksaan diduga kuat korban gantung diri, karena tidak ada ditemukan tanda kekerasan lainnya.
"Secara otomatis bayi dalam kandungan korban ikut meninggal karena tidak ada suplay oksigen dari ibunya yang sudah tidak bernyawa," terang pihaknya.
Sedangkan dari keterangan salah satu warga yang juga anggota Lembaga Ippun Pemekonan (LHP) Pekon Sidangpagar Afit, kejadian itu cukup mengehebohkan warga, lantaran saat ini korban tengah menggu saat-saat kelahiran akan ke duanya. "Kalau apa masalahnya kami tidak tau, yang jelas sungguh memilukan karena korban sudah menunggu persalinan," tandasnya. (rinto arius)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar