Dugaan DAK - Bansos Disdik Bermasalah, Inspektorat Bentuk Tim Pemeriksa - Radarlambar.com | Radar Lambar - Radar Pesbar
>blank
Dugaan DAK - Bansos Disdik Bermasalah, Inspektorat Bentuk Tim Pemeriksa

Dugaan DAK - Bansos Disdik Bermasalah, Inspektorat Bentuk Tim Pemeriksa

Share This
Ilustrasi/net
Radarlambar.com –Inspektorat Kabupaten Lampung Barat segera membentuk tim pemeriksa guna menindaklanjuti persoalan pengelolaan program Bantuan Sosial (Bansos) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan yang diduga banyak terjadi pelanggaran yang selain tidak melibatkan peran komite juga dinilai tidak tepat sasaran.

“Kami akan membentuk tim untuk melakukan pemeriksaan baik dari segi fisik atau sasaran yang ada di lapangan maupun soal adminitrasi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (disdikbud). Kita lihat usulannya seperti apa kok masih ada sekolah yang merasa tidak adil,”ungkap Inspektur Edy Yusuf S.Sos, M.H.

Sayangnya saat disinggung soal langkah inspektorat jika pengelolaa DAK –Bansos bidang pendidikan tersebut terbukti menyimpang, dirinya enggan menanggapi lebih jauh mengenai tersebut.

“Kami baru tahu masalah ini, jadi belum bisa berkomentar banyak, dan harus kami cek terlebih dahulu seperti apa, nanti pasti kelihatan hasilnya,”imbuhnya. 

Seperti diketahui, Sorotan terkait pengelolaan program Bansos maupun DAK bidang pendidikan yang dinilai tidak tepat sasaran nampaknya terbukti dengan melihat kondisi ruang kelas belajar (RKB) dan rumah dinas guru di SDN di Pekon Ujungrembun, Kecamatan Lumbokseminung, Kabupaten Lampung Barat  yang terkesan luput dari perhatian.

Dengan kondisi itu, membuat tenaga pendidik di sekolah yang berada di salah satu wilayah terpencil di Bumi Beguai Jejama ini terpaksa harus menumpang di sejumlah rumah warga, bahkan ada yang menempati gedung posyandu.

“Ya, itulah nasib kami di daerah paling ujung Lambar ini. Harapan saya kedepan pemerintah  dapat memikirkan nasib kami, terutama di bidang pendidikan karena sampai saat ini guru SD saja masih menumpang, karena rumah dinas yang ada rusak parah dan tidak bisa dihuni,” ungkap Peratin Ujungrembun, Jawadi.

Kata dia, sejak berdiri sekitar tahun 1982/1983, belum ada program pembangunan yang dialokasikan ke sekolah setempat. Bahkan bukan hanya soal rumah dinas, akan tetapi ruang kelas belajar yang di gunakan sekitar 60 orang siswa tersebut sudah sangat layak untuk dibangun.

“Selain infrastruktur, pendidikan memiliki peranan penting terutama bagi anak-anak yang berada di wilayah terpencil seperti ini, apalagi yang bisa mereka (anak-anak) dapatkan selain mengenal dunia dari pendidikan,” imbuhnya.(Edi/Lusiana)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad