Kendati begitu, masyarakat setempat tetap diminta tidak resah karena sejumlah upaya telah dilakukan untuk memberantas penyebaran nyamuk Aedes Aegipty di wilayah tersebut.
“Dalam satu bulan ini tercatat ada dua kasus DBD yang penderitanya berasal dari Pekon Kagungansaat ini sudah dalam pemulihan bahkan sudah di katakan sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit umum daerah alimudin ummar,” ungkap kepala Puskesmas Lumbokseminung, Khalif Ardhi, S.Kep, M.H
Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya juga turut memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai bentuk peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit DBD, salah satunya mengajak masyarakat menjaga hidup bersih dan sehat. Sekaligus menerapkan pola 3M plus yakni mengubur barang bekas, menguras tempat penampungan air dan menutup tempat penampungan air sedang kan plus nya adalah hindari gigitan nyamuk, tidur pakai kelambu, dan memakai obat nyamuk.
“Upaya pembasmian sarang nyamuk harus diawali dengan budaya yang sehat di tengah masyarakat. Kemudian perlu juga diketahui bahwa kita bisa mengetahui ciri-ciri jentik nyamuk Aedes Aegipty diantaranya dalam genangan air, posisi jentik nyamuk dalam posisi tegak lurus atau vertikal, tentu itu pengetahuan dasar yang perlu diketahui masyarakat luas,” kata dia.
Terkait fogging yang dilakukan sebelumnya, kata dia, adalah dalam upaya mencegah berkembangnya dan memberantas sarang nyamuk dewasa. Dimana, fogging itu dilakukan mulai radius 100 meter dari rumah pasien DBD
“Pengasapan itu bukan solusi paling utama dalam pemberantasan sarang nyamuk. Sebab, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa dilingkungan rumah pasien yang positif DBD sehingga yang jauh lebih penting adalah mengubah perilaku hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan karena dengan begitu kita berharap kasus DBD ini menjadi yang terakhirnya,”pungkasnya.(edi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar