Kepala Disbunnak Agustanto Basmar menjelaskan bahwa sebelumnya pihaknya mendapat laporan dari masyarakat terkait adanya kematian ayam sebanyak 10 ekor di wilayah itu. Awalnya, sekitar sepekan lalu salah seorang pemilik membeli ayam broiler (ayam potong)di pasar. Ayam dipotong dan daging dicuci di rumah namun saluran pembuangan air itu merupakan tempat ayam minum.
“Setelah 3 hari ayam terlihat pucat dan murung serta jengger berwarna hitam. Kurang lebih tiga hingga enam jam sejak terlihat sakit ayam –ayam tersebut mati dan bangkai dibuang ke jurang. Sehingga dari hasil diagnose kami Ayam tersebut mati akibat terpapar virus yang dibawa oleh ayam potong,”terangnya.
Sayangnya, saat pihaknya mendapat laporan selurh ayam mati tersebut telah dibuang sehingga pihaknya tidak menemukan sample fisik, sehingga petugas hanya dapat melakukan desinfeksi kandang dan lingkungan sesuai dengan SOP oleh Paramedik veteriner Disbunnak Lambar.
“Diagnosa sementara suspect Avian Influenza (AI) atau flu burung , Chronic Respiratory Disease (CRD), dan Snot, dan untuk pemberantasan penyebaran kami sudah melakukan Desinfeksi di lingkungan sekitar termasuk penyuluhan,”imbuhnya.
Dalam kegiatan penyuluhan, pihaknya menghimbau peternak melakukan penyemprotan desinfektan dalam kandang yang fungsinya membunuh bibit penyakit seperti AI yang dimungkinkan masih menempel pada kandang maupun sisa kotoran unggas. Selain itu, memberikan multi vitamin tambahan untuk memperkuat daya tubuh unggas pada penyakit tersebut.
“Di musim yang tidak menentu, selain AI, unggas rentan juga terserang penyakit berak kapur, BD, Gumboro dan CDR. Untuk antisipasinya selain menjaga sanitasi kandang dengan melakukan penyemprotan desinfektan untuk membunuh bibit penyakit yang dimungkinkan menempel pada kotoran, peternak juga di himbau memberikan multi vitamin tambahan untuk memperkuat daya tahan unggas,” pungkasnya.(edi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar