Ketua MPR: Saya Bisa Seperti Ini Sejarahnya Karena Kopi - Radarlambar.com | Radar Lambar - Radar Pesbar
>blank
Ketua MPR: Saya Bisa Seperti Ini Sejarahnya Karena Kopi

Ketua MPR: Saya Bisa Seperti Ini Sejarahnya Karena Kopi

Share This
Ketua MPR RI Zulkifli Hasam, bersama Dirjen Perkebunan Bambang, didampingi Bupati Lambar Hi. parosil Mabsus dan Wakil Bupati Hi. Mad Hasnur melaksanakan panen raya di Pekon Rigisjaya Kecamatan Airhitam. Foto Nopriadi/RadarLambar.
Radarlambar.com  - Tidak banyak yang tahu jika Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan, S.E, M.M., adalah seorang anak petani kopi. Bahkan dirinya mengaku, bahwa dirinya menjadi ketua MPR itu karena kopi.

"Soal kopi, saya bisa berdiri disini sebagai ketua MPR itu sejarahnya karena kopi," ungkap Zulkifli Hasan saat menghadiri Festival Kopi 2018 di Pekon Rigisjaya, Minggu (22/7).

Dimasa kecilnya, Zulkifli mengaku sering membantu orang tuanya untuk menanam kopi dan lada di kebun milik orang tuanya. Namun hasil produkai jauh lebih rendah dari penghasilan yang didapat oleh petani saat ini.

"Dulu kopi-nya tinggi tinggi buahnya sedikit, sekarang pohon pendek tapi buahnya banyak. Kita dapat pelajaran kalau sungguh sungguh ternyata itu berhasil.  Masa kecil saya memantu orang tua menanam kopi. Tapi tidak  sebagus ini, produktifitasnya lebih rendah dulu, dan sekarang jauh lebih bagus dan maju,"  kata dia.

Meski dengan keterbatasan seperti itu, kata dia, di Lampung Selatan kopi dan lada tetap menjadi andalan, itu menjadi modal untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk biaya sekolah.

"Kalau sekarang kopi di Lampung Barat, tidak hanya untuk sekolah,  sudah bisa bikin rumah gedung, bisa beli mobil dan motor itu dari hasil kopi yang dihasilkan, karena itu saya lihat sektor perkebunan kopi di Lampung khususnya di Lampung Barat jauh lebih maju," kata Zulkifli seraya disambut gemuruh tepuk tangan ribuan petani.

Masih soal cerita suksesnya, dimasa mudanya ia pernah mendaftar untuk menjadi mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas Indonesia, namun tidak diterima hingga pada akhirnya ia mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan diterima di Kementrian Pertanian.

"Namun baru delapan hari saya bekerja sekitar tahun 80-an saya sudah merasa tidak betah dan saya mengundurkan diri, gaji waktu itu hanya sekitar 30 ribu rupiah," akunya.

Namun dibalik keputusannya itu, ternyata ada peluang yang bisa menghantarkannya menjadi pria kelahiran Lampung yang sukses, dimana di salah satu kesempatan dirinya ikut dalam sebuah stand pameran, dan menjajakan produk-produk yang dibawanya dari Lampung.

"Saya anak muda waktu buka stand, dekat puntu dekat meja. Saya promosi waktu dan jualan. Saya ingat betul waktu itu Ibu Tien (istri mantan Presiden Soeharto) bilang sama rombongan yang merupakan istri-istri petinggi untuk membeli produk saya. Saya tidak mau kalah siapa yang beli saya minta nomor telphone, alhasil pendapatan saya dalam tiga bulan sudah bisa beli mobil," paparnya.

Karena itu, sambung dia, kepada Dirjen Perkebunan, dan juga pemprov dan juga Pemkab untuk bisa terus membantu para petani, karena sedikit bantuan yang diberikan itu akan sangat membantu mensejahterakan mereka. (nopri/lusi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad