Suluh yang diambil dari bahasa lokal yang berarti merah, tentunya memiliki fikosofi yang dikaitkan dengan kopi merah, yang artinya sempurna. Sebab, ketika tidak sempurna buah kopi akan layu dan tidak sampai berwarna merah.
Pusat Produksi Suluh Coffee yang berada di Pekon Ciptalaga Kecamatan Gedungsurian, kini pemasarannya sudah mulai merambah dari ke pulau Jawa dan Juga Kalimantan, yang tentunya dengan cita rasa yang khas membuat suluh coffee diminati oleh berbagai kalangan.
Owner Suluh Coffee Joko Mulyadi, S.E., ditemui di stand pameran UKM di Pekon Gunungterang mengatakan, berangkat dari filosofi Suluh (merah), dirinya berkeinginan untuk bisa mensejahterakan petani, karena menurutnya dengan petik merah maka petani bisa mendapatka keuntungan yang lebih besar ketimbang dengan petik asalan.
"Disini ada muatan sosial, kita berusaha untuk mensejahterakan petani, kalau sekarang kwalitas kopi dengan asalan tergantung dengan harga pasar, maka kalau petik merah, mudah-mudahan nilai tambah dari hasilkan itu ada," ungkapnya.
Ia mencontohkan, dengan asumsi jika kopi asalan dijual dengan harga hanya sekitar Rp22 ribu, maka kopi yang dipetik merah dan melalui prosedur dan tahapan dan maka untuk menambah harga Rp10 ribu bukan suatu hal yang sulit.
"Kopi merah robusta Lampung Barat, dengan otomatis meminta masyarakat petani untuk memetik merah. Karena kalau kwalitas tentu akan lebih dari asalan, dan lebih layak konsumsi," paparnya.
Alasannya, khususnya Suluh Coffee, yang merupakan kopi hasil petik merah diberlakukan secara istimewa, minimal tidak ddiinjak oleh hewan maupun manusia, sehingga kwalitas kopi yang dihasilkan juga baik, dan juga menciptakan aroma yang baik juga.
"Artinya sekarang kalau proses, pengerjaan lebih dari biasanya. Berberapa proses yang kita anut, sehingga bisa mnciptakan cita rasa yang khas," kata dia.
Disinggung soal event Festival Kopi 2018, selaku penggiat usaha dirinya snagat mengapresiasi, terlebih pihak panitia selain memfasilitasi untuk memasarkan produk, juga memfasilitasi untuk uji fine robusta Lambaf, yang dihasilka oleh sejumlah UKM.
"Besok akan dilakukan uji cita rasa oleh pihak panitia, sample-sample kopi yang dijual oleh UKM telah diambil oleh pihak panitia, dengan uji cita rasa tersebut maka kopi Lampung Barat bisa dinyatakan fine robusta atau belum, dengan adanya festival ini dan juga uji cita rasa yang dilakukan pihak panitia tentu disambut sangat baik oleh para penggiat kopi," pungkasnya. (nopri/lusi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar