Akhirnya, Guru Honorer Itu Jadi Bupati - Radarlambar.com | Radar Lambar - Radar Pesbar
>blank
Akhirnya, Guru Honorer Itu Jadi Bupati

Akhirnya, Guru Honorer Itu Jadi Bupati

Share This
Hi. Mukhlis Basri, sang Ibunda Hj. Asnah dan sang adik Parosil Mabsus yang kini menjadi bupati.

TIDAK banyak yang tahu jejak karir Bupati Lampung Barat Hi. Parosil Mabsus yang dua hari lalu dilantik Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo atas nama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di Balai Keratun Lantai III Kompleks Kantor Gubernur Lampung.

Pakcik—sapaan akrab pria berumur 43 tahun yang lahir di Sinarjaya 12 Maret 1974 itu, mengawali karirnya dari seorang guru honorer.

Baca Juga : Parosil Sampaikan Pidato Perdana

Dalam meniti karirnya sebagai guru honor, pria lulusan Universitas Lampung ini aktif berorganisasi sejak masih di bangku mahasiswa dirinya ditempatkan di kecamatan paling ujung berbatasan dengan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, yakni Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat yang kala itu masih bagian dari Kabupaten Lampung Barat.

Pakcik yang semasa kuliah di Universitas Lampung (Unila) dan aktif di Badan Perwakilan Mahasiswa FKIP itu, pernah dikirim ke Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menjadi seorang pendidik yang dimulainya pada 2001 dengan mengajar di SMPN 2 Sumberjaya berstatus guru honorer. Di sekolah ini Pakcik mengajar tidak begitu lama atau hanya sekitar satu tahun.

Baca Juga : Pesan Hi. Mukhlis Untuk Sang Adik

Di tahun yang sama, adanya peluang  untuk menjadi guru kontrak, dan Pakcik menjadi salah satu peserta seleksi kala itu dan dinyatakan lulus, dengan penempatan tugas di SMAN 1 Lemong.

Pakcik mengajar di sekolah itu sekitar dua tahun, hingga pada akhirnya tahun 2003 Pakcik pindah ke SMPN Sumberjaya  masih dengan status guru kontrak daerah.
Menjadi guru kontrak sebenarnya sudah diambang kesuksesan sebagai abdi negara.

Ya, jika saja Pakcik bertahan sebagai guru kontrak, tentu lain ceritanya sebab hampir semua guru kontrak waktu itu, kini telah menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS), dan dengan kedisiplinannya dalam melaksanakan tugas bisa jadi dia sudah menjadi kepala sekolah atau bahkan di atasnya.

Namun, karena keinginannya untuk memiliki  ruang lebih besar dalam memperjuangkan keinginan masyarakat, yang tidak hanya di dunia pendidikan, melainkan di berbagai sektor, akhirnya Pakcik mulai mencari cara untuk menemukan jalan baru dalam mewujudkan itu semua.

Dan pada tahun 2004 dia memulai langkah lain dan memulai karirnya  dengan berkecimpung di dunia politik dengan maju menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan legilsatif (Pileg) melalui PDI Perjuangan untuk periode 2004-2009.

Selengkapnya Baca Radar Lambar - Radar Pesbar Edisi Cetak 13 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad