Radarlambar.com – Sebanyak 10 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah (STIT) Multazam, kampus Lampung Barat, yang mengatasnamakan Perhimpunan Mahasiswa Lambar, menggelar aksi unjuk rasa (AUR) Damai, di bundaran tugu ara Pasar Liwa Kecamatan Balikbukit terkait dengan penolakan rencana deklarasi #2019gantipresiden di Bandarlampung pada 7 September mendatang.
Aksi damai tersebut terindikasi ditunggangi politik, selain aksi tersebut tanpa koordinasi dengan sejumlah perkumpulan mahasiswa Lambar lainnya yang berada di luar kota seperti di Bandarlampung maupun di kota-kota lainnya, juga terdapat salah seorang politisi yang juga anggota DPRD Lambar, yang merupakan ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIT Multazam, tempat dimana 10 mahasiswa tersebut bernaung.
Koordinator Lapangan (Korlab) AUR Damai Agus Suprianto mengaku, sebagian besar dari peserta aksi adalah mahasiswa Multazam yang tergabung dalam perkumpulan mahasiswa Lambar, kendati begitu Agus juga membantah jika aksi tersebut ditunggangi oleh kepentingan politik.
”Ini atas keprihatinan mahasiswa Lampung Barat adanya tagar 2019 ganti presiden, yang menurut kami, itu bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Ini murni dari perihatinan dari politik yang terjadi akhir-akhir ini (tidak ditunggangi politik atau kepentingan),” ujarnya, seraaya menambahkan bahwa pihaknya yang tergabung dalam perhimpunan tersebut merupakan mahasiswa Al Mutazzam.
Layaknya aksi perhimpunan-perhimpunan seyogyanya aksi tersebut perlu koordinasi dengan sejumlah perkumpulan mahasiswa lainnya, namun Agus mengakui, bahwa mereka belum ada komunikasi dengan perkumpulan-perkumpulan mahasiswa Lambar lainnya.
”Kalau koordinasi sepertinya sudah, cuma komunikasinya saja yang belum. Pada intinya aksi ini bagian dari demokrasi, dan aksi #2019gantipresiden yang akan dilaksanakan di Bandarlampung, tidak memicu perpecahan ditengah masyarakat, terlebih rencana deklarasi #gantipresiden di Bandarlampung dapat menonadai sila ketiga pancasila, mengancam keutuhan serta symbol NKRI dan melemahkan semangat pancasila dan bhineka tunggal ika,” ujarnya.
Terpisah, Jafar Sodiq selaku ketua LPPM STIT Multazam mengaku kegiatan aksi yang dilaksanakan mahasiswa STIT Mutazam kampus Lambar tersebut tanpa sepengatahuannya, bahkan ia juga membantah jika dirinya terlibat dalam aksi tersebut.
”Itu mungkin respon mereka dengan maraknya di media sosial dan lainnya, namun perlu saya tegaskan itu tidak ada kaitannya dengan saya (Menunggangi atau mengarahkan), dan itu tidak ada kaitannya dengan kampus, itu murni respon mahasiswa atas perkembangan yang ada,” kata dia.
Sekadar diketahui, dalam aksi damai tersebut selain membentangkan baner, mahasiswa tersebut juga menyampaikan sejumlah poin diantaranya menolak Mardani Ali Sera, Neno Warisman, Ahmad Dani, Dery Sulaiman dan tim yang terlibat hadir di Kota Bandarlampung untuk mengadakan deklarasi #2019gantipresiden, guna menjaga kondusifitas di masyarakat maka untuk kubu pendukung gerakan #2019gantipresiden mampu mengendalaikan diri, patuhi hukum janganm memanfaatkan kesempatan untuk ambisi kekuasan.
Selanjutnya, mendorong kapolres Lambar agar tidak mengijinkan kegiatan deklarasi #2019gantipresiden dilaksanakan karena mengancam stabilitas keamanan serta kekondusifitas wilayah Lambar. Meminta Kapolda Lampung agar menolak kegiatan deklrasi #gantipresiden di Kotabandarlampung pada 7 September mendatang. (nopri/lusi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar